Thursday, December 12, 2013

Bakti Seorang Istri

Sendiri di kamar kost yang berukuran sempit di malam yang sunyi, membuatku kerap jenuh dan merindukan rumah - tempat keluargaku berkumpul berbagi kasih. Tak terkecuali malam ini, rasa itu menderaku. Kucoba mengatasinya dengan mengaktifkan radio telepon genggamku. Lagu lawas yang tersaji kunikmati sembari menatap langit-langit kamar.

Berbagai peristiwa berkelebat nyata di mataku. Namun, tiba-tiba otakku memerintahkan untuk fokus pada suatu kejadian di suatu malam yang sangat membuatku kagum bahkan terkagum-kagum.

Alkisah, malam itu aku dan teman-teman sedang melayat di rumah keluarga pejabat institusi tempatku bekerja. Saat menunggu kedatangan sang pejabat dan keluarga yang dalam perjalanan Mataram-Jogja , aku melihat hal yang sungguh menyentuh. Sepasang suami istri yang berusia senja berjalan beriringan. Sang istri bersikap siaga di samping suaminya yang terserang stroke dengan mengamati langkah demi langkah yang sungguh lambat. Sesekali dia membantu suaminya mengangkat tongkat berkaki tiga - alat bantu berjalan.

Pandangan tak beralih hingga kulihat sang istri membungkukkan badannya membukakan sepatu suaminya. Aku sungguh kagum pada perempuan tua itu. Dia begitu sangat memerhatikan suaminya. Elusan di punggung dan kaki pasangannya pun dia lakukan saat beristirat di ruang tamu. Pikirku, itu dilakukannya untuk menghibur dan menguatkan sekaligus sebagai tanda kasih pada pasangan hidupnya.

"Hei....kok bengong?" tanya temanku sembari menepuk pundakku.

"Ah...tidak apa-apa. Bisakah saya bersikap seperti ibu tua itu? (Jeda) Dia begitu tulus dan sangat berbakti pada suaminya."

"Tentu bisa dan saya yakin kamu akan mampu melakukannya kelak."

Aku terdiam. Kucoba tidak membayangkan apa yang akan terjadi kelak pada nasibku dan pasangan. Toh, kuyakin semua akan berjalan baik bila kami selalu berada di 'rel'- Nya dan meyakini pasangan yang diberikan Ilahi adalah yang terbaik dan terindah dalam menjalani kehidupan.

(Jogja, 12-12-2013)

No comments:

Post a Comment