Sunday, March 9, 2014

TEGAR


Tangis dan tawa silih berganti dalam hitungan menit. Ekspresi wajah mulai terasa hambar. Dia begitu terlihat sakit. Bukan raga namun jiwanya.
Aku luluh dengan permintaannya. Dia tak ingin dikasihani. Dia ingin terus berjuang. Berjuang meraih kehidupan yang sebenarnya.
Awalnya kuragu dengan kemauan dan kemampuannya. Tetapi, banyak hal yang meyakinkanku. Dia kuat. Ada buah hati dan Allah yang selalu bersamanya.
Tetaplah tegar demi keyakinanmu. Tetaplah percaya akan definisimu tentang makna setia, mengabdi, dan berkorban
Tak akan ada yang sia-sia.

No comments:

Post a Comment