Tuesday, December 17, 2013

Kesungguhan

Senja mulai menyapa. Kutatap langit beberapa saat mencari jawab gelisahku. Percuma. Kaki pun kulangkahkan menuruni tangga rumah kostku. Gontai, seolah tak bertenaga. Kaki terus melangkah menyusuri jalan raya yang sangat padat. Pandanganku kosong. Aku bingung di saat rinduku memuncak. Suara sahabatku terngiang kembali.

"Pulanglah!"

"Tidak, saat inilah waktu yang tepat untuk suatu target."

"Sejak kapan kamu percaya dengan target?" tanya sahabatku dengan nada yang kubenci. Seolah tak ingin berhenti menyerangku, dia pun melanjutkan tanya,"Apakah ada 'garansi' dari ketidakpulanganmu kali ini?"

Pertanyaan-pertanyaan itu membuatku emosi dan meradang. Mungkin menurut orang lain itu adalah suatu kalimat tanya biasa. Tetapi, tidak bagiku. Kalimat tersebut meragukan kemampuanku mengendalikan rasa rindu yang memuncak pada keluarga kecilku.

"Apa pun katamu, aku tetap di sini dengan rencanaku. Rasa rindu bukanlah halangan, tetapi pemicu semangatku."

Wajah ragu sahabatku terlihat jelas mengikuti langkah gontaiku. Wajah yang menginginkan 'garansi' - target tercapai tanpa ada yang terluka.

Langit pun kutatap garang memaksa jawaban. Sia-sia. Aku pun berhenti melangkah seolah ingin mengusir jauh rasa bingung dan gelisah. Istigfar kulafazkan, mohon ampunan dan rahmatNya. Toh, pasang surut semangat dan tekad adalah sesuatu yang pasti. Dan, tidaklah ada kemampuanku untuk mengendalikan kepastian kecuali atas kuasaNya. Subhanallah. Keyakinan ini pun memantapkan langkahku untuk tidak pulang hingga batas waktu yang ditentukanNya.

 

(Jogja, 17-12-2013)

No comments:

Post a Comment