Tundukkan
Setan Pikiranmu, Jadilah Malaikat Kehidupan - judul sebuah buku 'best
seller' tergeletak di lantai kamar kostku. Buku milik salah satu teman
studiku yang sarat akan tips untuk meraih impian itu tak lagi ingin
kubaca.
Aku masih saja tersenyum saat mengingat beberapa poin
yang sempat merasuki pikiranku. Bagaimana tidak, tips yang dianjurkan
cukup sederhana, namun sulit untuk
dilaksanakan, seperti: "Belanjalah sayur di tukang sayur gerobak dan
tidak usah menawar serta bayarlah lebih mahal. Atau, ambil selembar mata
uang terbesar yang ada di dompet anda dan berikan pada tukang sapu
jalanan."
Aku masih saja tersenyum mengingat terlalu banyak
orang yang mengaku kaya tetapi sangat miskin dalam berbagi. Tidak
terkecuali diriku. Masalah berbagi masih kukalkulasi dengan persamaan
yang rumit. Begitu banyak pertimbangan untung dan rugi.
Tiba-tiba, aku teringat pada sosok anak perempuan usia belasan yang
selalu meminta belas kasih pengunjung kedai langgananku. Hanya satu atau
dua orang saja yang berminat berbagi rezeki, itu pun hanya uang receh.
Mungkin, orang-orang sangat mematuhi himbauan pemerintah untuk tidak
memberi uang kepada peminta-minta. Tetapi, apakah tak ada lagi signal
dari naluri yang begitu sensitif yang kita miliki dalam berempati kepada
orang yang tepat? Aku pun sering tak seimbang dalam menilai sisi
positif dan negatif 'seseorang'. Kerap hatiku tak tersentuh melihat
pengemis dikarenakan ada prasangka mereka dipekerjakan oleh seseorang.
Tetapi, kurasa tak ada salahnya sesekali mempraktekkan tips dari buku
tersebut sebagai latihan dalam berempati. Dan, mungkin kelak aku
merasakan manfaatnya menjadi orang kaya yang tak miskin berbagi.
Tawa pun tak sadar keluar dari rongga dadaku dengan lepas. Aku
menertawai diriku yang belum bisa menundukkan setan pikiranku. Suatu
tawa yang memotivasiku untuk tidak menjadi seorang malaikat kehidupan
tetapi cukup mempunyai kesempatan untuk melaksanakan tips kehidupan
dengan tepat. Toh, aku tetap ingin menjadi manusia yang sempurna
dikarenakan ketidaksempurnaan yang ada.
(Jogja, 18-12-2013)
No comments:
Post a Comment