Pagi
ini aku kangen masakan ibuku. Masakan penuh cinta dan kasih yang tulus.
Aku juga kangen 'cerewet' ala ibuku yang kerap membuatku geli bahkan tak
jarang kesal. "Ups.....maaf, Ma...."
Hidup bersama ibu
membuatku nyaman, bahkan terkesan aku dan keluarga kecilku menambah
bebannya di usia yang sepuh. Saat jauh dari keluarga, aku percaya ibuku
akan merawat anak-anak dan suami dengan tulus. Walau, sering ibuku tak lagi memiliki kesabaran menghadapi tingkah anak-anak yang 'super duper jahil'.
"Mama punya anak tujuh tapi tak pernah serepot merawat dua anakmu.... "
- lapor ibuku melalui telepon. Aku sungguh merasa gagal sebagai seorang
ibu saat itu karena tidak mampu menangani anak sendiri. Anak yang
menjadi tanggungjawabku. Seharusnya, aku tidak lagi membebani ibuku
dalam memberi perhatian, pengarahan dan kehangatan pada anak-anak. Tapi,
lagi-lagi aku egois. "Maafkan aku, Ma...."
Duh.....tak akan
habis rasa bersalah kutuliskan bila coretan ini kuteruskan. Jadi
sebaiknya kuhentikan dengan ungkapan kasih buat ibuku tercinta:
"Selamat hari ibu, Ma..... Terima kasih atas semua kasihmu. Cintamu membuatku bangga memilikimu.....Love you forever Mom...."
(Jogja, 22-12-2013)
No comments:
Post a Comment