“Who Says” Selena Gomez menemani pagi kami. Anak perempuanku menari riang mengikuti gaya sang penyanyi. “I love this song mom,” ujarnya dengan senyum bahagia. Teringat kata temanku saat mengenalkan lagu tersebut: “Dengarkanlah, energi positif akan kamu rasakan dan membuatmu riang serta bersemangat lagi.”
Sangat kupaham, musik sangat memengaruhi
kehidupan. Acapkali musik menginspirasi kita dalam bertindak dan tak jarang
merupakan cerminan diri dari lirik yang ada. Rasa sedih, gembira, marah, bahkan
perilaku negatif muncul dari alunan melodi.
Bermula dari musik pula, saya dan kedua anakku
menciptakan pagi ibarat musik. Kegiatan membersihkan rumah, memasak, dan
bermain kami lakukan sesuai dengan nada yang tercipta. Nada yang tersusun pada
jalur birama dengan tempo yang tepat. Luar biasa… harmonisasi nada pun kami
rasakan.
Tak dapat kupungkiri, kadang saya salah menyodorkan
musik pada anak. Begitu pula tentang musik kehidupan yang kami lakoni sebagai
keluarga kecil. Sebab, musik kehidupan yang selama ini kami ciptakan penuh
dengan lirik yang tak dimengerti dengan nada yang tak nyaman didengar. Padahal,
mestinya seorang ibu adalah pencipta musik kehidupan, dan dari dirinya akan
terlahir irama kehidupan yang memengaruhi kecerdasan dan perilaku anak-anak.
Dari seorang ibu pula saya mengenal nada
‘tanggungjawab’. Tidak ada kata lelah baginya dalam melayani suami dan ketujuh
anaknya, bahkan dalam memanjakan cucu-cucunya. Dari seorang ibu pula saya
mengenal nada ‘hormat dan menghargai’ pasangan hidup. Seperti lirik “Who Says”:
... I’m no beauty queen, I’m just beautiful me. ”Saya adalah yang terbaik bagi
keluarga kecilku, apapun cemoohan orang padaku.”
(Jogja, 20 Januari 2013)
No comments:
Post a Comment