Monday, November 3, 2014

AYAH

Ayah....,
Berita dirimu terjatuh kudengar lagi. Kali ini bibirmu mengeluarkan banyak darah hingga membuat semua orang panik. Syukurnya darah dapat dihentikan keluar setelah mendapat pertolongan perawat di salah satu rumah sakit swasta.

Ayah....,
Beberapa hari lalu, dirimu tersungkur jatuh di saat mencoba berdiri. Kepalamu bocor. Duh, maafkan kami anak-anakmu yang sangat lalai menjagamu ayah. Kami terlalu sibuk dengan urusan yang tak penting. Kami masih saja merasa lelah di saat kau memerlukan perhatian. Padahal, di saat kau perkasa tak ada kata lelah tuk menjaga dan memberi kami kebahagiaan. Maafkan kami ayah....

Ayah....,
Kutahu hatimu menangis, tak ingin menjadi beban di saat kini tak lagi mandiri. Larangan demi larangan kau langgar untuk menunjukkan pada kami dirimu masih mampu, tak menyusahkan orang lain. Duhai ayah, dirimu bukanlah beban tapi sebuah tanggungjawab seperti kami adalah tanggungjawabmu. Walau untuk sebuah tanggungjawab kami masih sangat lalai.

Ayah.....,
Aku akan segera mendekapmu. Mengalirkan rindu yang tak tertahan. Bersama saling mengingat kuasaNya atas kehendakNya pada diri kita. Tetaplah menjadi ayah yang perkasa, tak kenal kata lemah dan menyerah. Tetaplah menjadi suporter kami, karena tanpamu kami lemah.

We love u so much..ayah.

No comments:

Post a Comment