Saturday, November 29, 2014

Surat untuk Rafif

Dear Rafif,

Kecewa berbunga marah. Itulah yang mama rasakan setiap kali menelponmu. Suaramu ketus, terkesan sangat enggan berkomunikasi dengan mama. Jujur ... dengan kondisi ini mama sangat takut bila marahmu kan berbuah kebencian.

Berulangkali mama jelaskan ke Rafif, mama tak akan pernah meninggalkanmu, Nak. Memang benar, jarak memisahkan kita. Tapi itu tidak berarti mama meninggalkanmu.

Rafif selalu memojokkan mama dengan pernyataan: "Ibu yang baik itu adalah ibu yang selalu berada di dekat keluarganya."

Tak ada yang salah dengan pernyataanmu, Nak. Namun, hidup itu penuh dengan pilihan dan tanggungjawab. Saat ini pilihan mama adalah sebagai istri, ibu, dan pegawai yang sedang mendapat tugas belajar. Dan, tentu semua pilihan itu harus dipertanggungjawabkan. Mama tak bisa melepas tanggungjawab satu pilihan untuk pilihan-pilihan yang lain. Begitulah beratnya hidup, Nak.

Mama berusaha membagi waktu seadil-adilnya. Mungkin kelak Rafif akan mengerti kondisi mama.

Maafkan mama bila telah banyak membuatmu kecewa. Maafkan mama bila tidak bisa menjadi mama seperti yang kamu idam-idamkan.

Love u, Nak.

No comments:

Post a Comment